MARAKNYA PENYAKIT KEKURANGAN GIZI PADA ANAK DI INDONESIA
Pada
masa sekarang, kekurangan gizi pada anak atau yang biasa disebut dengan
stunting di Indonesia kasusnya semakin bertambah. Stunting ini ditandai dengan
kondisi tumbuh kembangnya tubuh seseorang yang lambat atau tidak sesuai dengan
usia mereka saat ini. Misal seorang anak yang berusia 13 tahun memiliki tubuh
seperti anak yang berusia 10 tahun. Atau ketika anak tersebut memilik tubuh
yang lebih pendek dan lebih kecil dibandingkan anak seumurunnya. Bahkan pada
balita, penyakit kekurangan gizi ini dapat menyebabkan masalah yang serius
seperti kematian.
Di
Indonesia, penyakit stunting memiliki presentasi yang mulai menurun pada tahun
2023. Tapi hal ini belum bisa kita sebut sebagai kabar gembira, dikarenakan
jumlah penyakit stunting itu sendiri masih tergolong banyak di Indonesia.
Bahkan tidak jarang lagi ditemukan anak-anak yang memiliki bentuk dan postur
tubuh yang tidak sesuai dengan usia mereka, tidak sesuai disini maksudnya
memiliki ukuran yang lebih kecil dibandingkan anak seumurannya. Selain itu,
stunting juga menyebabkan rendahnya kemampuan belajar anak, mental yang
terganggu, dan bahkan munculnya beberapa penyakit yang bersifat kronis.
Pada
tahun 2022, Kementerian Kesehatan di Rapat Kerja Nasional BKKBN mengumumkan
hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI), turun menjadi 21,6%. Yang dimana,
pada tahun sebelumnya tercatat kasus stunting di Indonesia mencapai 24,4%. Jadi,
selama 1 tahun penurunan kasus stunting di Indonesia menduduki angka 2,8%. Pada
saat ini, pemerintah menargetkan penurunan angka stunting di Indonesia bisa mencapai
angka 14% selama 2 tahun ke depan, yaitu pada tahun 2024. Target itu bukan
merupakan hal yang sulit dicapai, ini hanya bergantung kepada kita apakah mau
atau tidaknya melakukan upaya pengurangan kasus stunting, salah satunya seperti
melakukan penyuluhan kepada masyarakat. Daerah yang paling banyak mengalami
penurunan angka stunting adalah Jawa Barat, Jawa Timur, Jawa Tengah, Sumatera
Utara, dan Banten.
Banyak
hal yang dapat menyebabkan stunting ini. Salah satu penyebab utamanya yaitu
asupan gizi dan nutrisi yang tidak cukup pada anak. Hal ini dapat terjadi
karena orang tua yang kurang mengetahui nilai gizi pada makanan anaknya. Selain
itu, faktor ekonomi juga dapat mempengaruhi hal tersebut. Dikarenakan biaya
yang dibutuhkan untuk membeli makanan tidak cukup, agar tetap dapat meberikan
makanan kepada anaknya, kebanyakan orang tua lebih memilih menyiapkan makanan
apa saja, asal dapat mengenyangkan tanpa berpikir terlebih dahulu apakah
makanan tersebut memiliki nilai gizi yang cukup atau tidak. Pemerintah juga
berperan dalam hal ini, yaitu menekan angka kemiskinan agar seluruh masyarakat
juga dapat hidup dengan sehat dan layak. Tetapi tidak hanya pemerintah saja, ini
merupakan tanggung jawab bagi seluruh warga negara Indonesia.
Faktor
penyebab stunting lainnya yaitu pola asuh yang salah dari orang tua, karena
kurangnya edukasi dan pengetahuan mengenai gizi dan makanan apa saja yang bagus
bagi ibu hamil dan ibu menyususi. Saat hamil, jika anak tidak mendapat gizi
yang cukup dari sang ibu maka bisa menyebabkan stunting pada anak ketika lahir.
Dalam khasus lainnya, hal ini juga dapat menyebabkan penyakit berbahaya lainnya
pada anak. Begitu pula saat menyusui, apabila anak tidak mendapatkan ASI yang
sesuai atau ASI dari sang ibu kurang karena makanan yang dikonsumsinya, maka
ketika tumbuh anak tersebut berkemungkinan mengalami stunting.
Selain
pola asuh yang salah, keadaan lingkungan juga dapat menjadi salah satu faktor
stunting. Apabila keadaan lingkungannya tidak bersih dan fasilitas yang
tersedia sangat minim seperti kurangnya sarana air bersih dan fasilitas MCK,
maka ini dapat menyebabkan keterbatasan bagi ibu hamil, ibu menyusui, dan
balita untuk bisa mendapatkan fasilitas kesehatan yang dibutuhkan. Oleh sebab
itu, para balita yang tidak mendapatkan fasilitas kesehatan yang memadai, dapat
mengalami stunting karena kebersihan dari dirinya juga tidak terjaga dengan
baik.
Stunting
tidak hanya berpengaruh terhadap pertumbuhan fisik dari anak, yang dimana
termasuk ke dalam dampak jangka pendek. Tetapi juga berpengaruh terhadap
kemampuan kognitif seorang anak akibat terganggunya perkembangan otak sehingga
kecerdasan dari anak menurun. Selain itu, juga terdapat dampak jangka panjang
dari stunting yaitu dapat menyebabkan anak rentan terkena penyakit seperti
penyakit jantung, obesitas, diabetes, pembuluh darah, kanker, stroke, dan
disabilitas di usia tua. Selain itu, dampak jangka panjang maupun jangka pendek
dari stunting juga dapat mempengaruhi kualitas SDM dari negara. Seperti yang
kita ketahui, anak-anak merupakan generasi penerus bangsa. Apabila stunting
tidak segera ditangani, maka dapat mempengaruhi kualitas dari SDM di masa yang
akan datang.
Oleh
karena itu, stunting di Indonesia harus segera diatasi. Tidak oleh pemerintah
saja, tetapi seluruh masyarakat mulai dari orang tua, mahasiswa, pelajar dan
warga umum lainnya harus turun tangan dalam mengatasi stunting ini. Banyak
solusi yang bisa kita lakukan untuk dapat mengatasi stunting ini. Diantaranya
yaitu memperhatikan asupan gizi dan nutrisi bagi ibu hamil dan ibu menyusui,
melakukan pemeriksaan secara rutin, memberikan variasi makanan untuk anak yang
susah makan, menjaga kesehatan lingkungan, memberikan edukasi dan penyuluhan,
serta melakukan vaksinasi lengkap sejak lahir. Apabila anak telah mengalami
stunting, hal ini dapat diatasi dengan memberikan terapi awal seperti memberi
asupan makanan yang bergizi dan bernutrisi, memberikan suplemen tambahan, dan
memberikan edukasi serta pemahaman kepada keluarga untuk dapat menerapkan hidup
bersih.
Dari
banyaknya solusi tersebut, beberapa daerah telah menerapkannya guna menurunkan
kasus stunting di tempatnya. Walaupun masih banyak daerah yang belum
menerapkannya, tetapi pemerintah telah mulai melakukan penyuluhan secara
bertahap ke berbagai daerah. Jadi, diharapkan dengan ini, kasus stunting di
Indonesia dapat berkurang bahkan tidak ada lagi kedepannya. Diharapkan juga
masyarakat agar lebih peduli lagi dengan kondisi keluarga dan lingkungan
sekitarnya agar kita bisa bersama-sama menangani kasus stunting ini. Sehingga,
kedepannya Indonesia bisa menjadi negara maju dengan generasi penerus bangsa
yang hebat dan berkualitas.
Komentar
Posting Komentar